*Diposting oleh Fida 'Ainil Haq [150302062]
Gelombang laut merupakan
gejala alam yang menimbulkan ayunan tinggi dan rendahnya massa air yang
bergerak tanpa hentinya pada lapisan permukaan maupun di bawah permukaan laut.
Susunan gelombang di laut baik bentuknya maupun macamnya sangat bervariasi dan
kompleks sehingga hampir tidak dapat diuraikan dan sulit digambarkan secara
sistematis karena tidak linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang
random. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung
pada beberapa sifat gelombang seperti periode dan tinggi gelombang yang
dibentuk. Gelombang didefenisikan sebagai ombak yang besar-besar ditengah
lautan. Gelombang laut merupakan salah satu penyebab yang berperan dalam
pembentukan
maupun perubahan bentuk pantai. Jika gelombang menjalar dari tempat
yang dalam menuju ke tempat yang makin lama makin dangkal, pada suatu tempat
tertentu gelombang tersebut akan pecah dan dilepaskan ke pantai dalam bentuk
hempasan ombak (Loupatty, 2013).
Peramalan data gelombang di
laut dalam (tinggi dan periode gelombang), dapat didasarkan pada faktor
tegangan angin/wind stress factor
(UA) dan panjang fetch (F),
selanjutnya dilakukan peramalan gelombang di laut dalam dengan menggunakan
grafik peramalan gelombang. Dari grafik peramalan gelombang, apabila panjang
fetch (F), faktor tegangan angin (UA), dan durasi diketahui, maka tinggi dan
periode gelombang signifikan (Hs) dapat dihitung. Grafik peramalan gelombang
(Nadia dkk., 2013).
Gelombang yang
berada di laut sering nampak tidak teratur dan sering berubah-ubah. Hal ini
bisa diamati dari permukaan airnya yang diakibatkan oleh arah perambatan
gelombang yang sangat bervariasi serta bentuk gelombangnya yang tidak
beraturan, apalagi jika gelombang tersebut dibawah pengaruh angin. Angin yang
berhembus di atas permukaan air yang semula tenang akan menyebabkan gangguan
pada permukaan tersebut, selanjutnya timbul riak-riak gelombang kecil di atas
permukaan air. Angin yang bertiup di permukaan laut ini merupakan pembangkit
utama gelombang. Apabila kecepatan angin bertambah, riak gelombang tersebut
menjadi bertambah besar dan jika angin berhembus terus-menerus akhirnya
terbentuk gelombang. Disamping itu, pergerakan massa air yang ditimbulkan oleh
angin dapat menghasilkan momentum dan energi sehingga gelombang yang dihasilkan
tidak menentu (Loupatty, 2013).
Penyebab Terjadinya Gelombang
Angin yang berhembus di atas
permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin akan
menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang semula
tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air.
Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar, dan
apabila angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama
dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Angin
terjadi karena perbedaan tekanan udara, sehingga udara mengalir dari tempat
yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah (Purba, 2015).
Bentuk dan perambatan
gelombang yang bervariasi serta tidak beraturan sangat mempengaruhi
karakteristik gelombang yang terjadi pada perairan tersebut. Selain terjadi
perubahan tinggi, panjang dan kecepatan gelombang juga terjadi fenomena lain
seperti pendangkalan, refraksi, difraksi dan pantulan sebelum gelombang
tersebut pecah. Pendangkalan gelombang adalah proses berkurangnya tinggi
gelombang akibat perubahan kedalaman dimana kecepatan gelombangnya berkurang
dan akibatnya juga terjadi refraksi karena arah gerak puncak gelombang
mengikuti bentuk kontur kedalaman laut. Refraksi ditekankan pada perubahan
tinggi gelombang karena pembelokan arah puncak gelombang. Sedangkan difraksi
adalah proses pemindahan ke arah daerah yang terlindungi sehingga menyebabkan
timbulnya gelombang (Loupatty, 2013).
Macam-Macam Gelombang
Gelombang di laut dapat
dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung kepada gaya pembangkitnya.
Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin
dipermukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik
benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami
terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang
dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya (Hidayat, 2005).
Gelombang yang terjadi di
lautan dapat dibangkitkan atau diakibatkan oleh berbagai gaya. Beberapa jenis
gaya pembangkit gelombang antara lain angin, gaya gravitasi benda-benda langit,
letusan gunung berapi, gempa bumi, dsb. Semakin lama dan semakin kuat angin
berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk. Tinggi dan periode gelombang
yang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan angin (U), lama hembusan angin
(D), fetch (F) dan arah angin. Angin
adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke bertekanan udara rendah (Nadia dkk., 2013).
Gelombang angin hanyalah
perpindahan vertikal dari permukaan air yang dihasilkan dari transfer energi
dari angin ke permukaan air. Dihasilkan angin gelombang periodik, ditandai
dengan titik tinggi, atau puncak, diikuti dengan titik rendah, atau palung.
Mereka juga progresif dalam bentuk pergerakan gelombang sepanjang permukaan air
searah dengan angin bertiup. Energi yang ditransfer dari angin dinyatakan dalam
energi potensial yang dihasilkan dari perpindahan puncak dan palung gelombang
di atas dan di bawah permukaan air awal, dan dalam energi kinetik dari gerak
melingkar partikel air dalam gelombang. Selain gelombang yang dihasilkan oleh
angin, berbagai gelombang lain yang ditemukan di lautan dan danau mulai dari
gelombang waktu yang sangat panjang, seperti gelombang pasang yang dihasilkan
oleh gaya gravitasi bulan dan matahari, gelombang dengan periode lebih pendek,
seperti gelombang yang dihasilkan oleh refleksi gelombang angin dari dinding
laut (Purba, 2015).
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat,
N. 2005. Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai.
Universitas Tadulako, Palu.
Loupatty,
G. 2013. Karakteristik Energi Gelombang dan Arus Perairan di Provinsi Maluku.
Jurnal Barekeng. Vol 7 (1): 19 – 22.
Nadia,
P., Muhammad A. dan Besperi. 2013. Pengaruh Angin Terhadap Tinggi Gelombang
pada Struktur Bangunan Breakwater di Tapak Paderi Kota Bengkulu. Jurnal
Inersia. Vol 5 (1).
Purba,
V. H. 2015. Prediksi Parameter Gelombang yang Dibangkitkan oleh Angin untuk
Lokasi Pantai Cermin. Universitas Sumatera Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar