Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Senin, 17 Oktober 2016

Memahami Apa Itu Gelombang dan Angin


*Diposting oleh Layla Syahara [150302016]


Gelombang
            Gelombang yang terjadi di laut secara dominan dibangkitkan oleh angin dan biasa disebut dengan gelombang angin. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transport sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai dan menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pelindung pantai. Gelombang merupakan faktor utama dalam perencanaan bangunan pelindung pantai Berdasarkan teori gelombang amplitudo kecil / teori gelombang (small amplitude wave theory) energi total suatu panjang gelombang merupakan penjumlahan dari energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik gelombang adalah energi yang disebabkan kecepatan partikel air karena adanya gerak gelombang. Sedangkan energi potensial gelombang adalah energi yang dihasilkan oleh perpindahan muka air karena adanya gelombang (Hidayat, 2005).
            Pada kondisi laut terbuka, energi  yang dihasilkan angin sudah terserap penuh oleh permukaan air yang membentuk gelombang. Kecepatan angin yang tertentu tidak mungkin lagi
bagi gelombang untuk tumbuh, sehingga lama hembus dari angin sudah melebihi dari waktu yang diperlukan untuk membangkitkan gelombang. Pada keadaan di atas gelombang yang terjadi adalah gelombang terbentuk sempurna. Kondisi terbentuk sempurna ini artinya pada kecepatan angin tertentu gelombang yang terjadi merupakan gelombang (Vironita dkk., 2012).
            Gelombang dari berbagai arah terutama dari arah selatan, barat daya, dan dari arah barat, sehingga pengumpulan data gelombang sebagai dasar perencanaan didasarkan pada gelombang yang datang dari arah tersebut. Tinggi gelombang diprediksi dengan menggunakan model empiris yang dikembangkan oleh Sverdrup, Munk, dan Bretschneider (SMB method) berdasar kecepatan angin, dan arah angin, dengan durasi 10 jam. Jarak seret gelombang (fetch) ditentukan berdasar peta lokasi dimana gelombang dibangkitkan, kemudian tinggi gelombang rencana dianalisis berdasar probabilitas gelombang jangka panjang (Fisher Tippet Type I and Weibul Distribution) dari gelombang ekstrim (Surendro, 2012).
            Pengukuran kecepatan arus dilakukan untuk mendapatkan besaran kecepatan dan arah arus yang akan digunakan untuk mengetahui sifat dinamika perairan lokal. Pengukuran arus menggunakan alat Self Recording Automatic Current Meter Valeport, FSI 2D ACM. Pengukuran arus dibagi menjadi dua kegiatan yaitu pengukuran arus statis dan arus sebaran. Pengukuran arus statis dilakukan di dua lokasi selama 30 hari pada kedalaman 0.6 d, sedangkan pengukuran arus sebaran dilakukan pada saat bulan purnama dan bulan mati masing-masing selama 3x24 jam pada kedalaman 0.2d, 0.6d dan 0.8d. Untuk melihat fenomena hubungan pasang surut air laut dengan pola arusnya dilakukan penggambaran hubungan pola arus dengan pasang surut (Arifin dan Rachmat, 2011).
            Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung kepada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin dipermukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya. Defenisi gelombang tersebut di atas digunakan untuk memudahkan pemahaman mengenai gelombang dan merupakan pemahaman awal untuk meyelesaikan persoalan maupun perhitungan yang berhubungan dengan teknik pantai (Hidayat, 2005).
            Gelombang laut merupakan faktor penting di dalam perencanaan bangunan pantai terkhusus breakwater tipe sisi miring. Gelombang laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik menarik matahari,dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi, atau gempa di laut (tsunami), kapal yang bergerak dan sebagainya. Kecepatan angin memungkinkan penyebab terjadinya fenomena alam yaitu erosi, abrasi dan sedimentasi di sepanjang pantai (Nadia dkk., 2013).
Angin
            Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Sirkulasi yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin. Kecepatan angin diukur dengan anemometer, dan biasanya dinyatakan dengan knot. Satu knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jm = 0,5m/detik lagi (Nadia dkk., 2013).
            Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energi ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air yang tadinya tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus teru akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk (Vironita dkk., 2012).
            Angin dan air bergerak membawa material (sedimen) dari satu tempat ke tempat yang lain, mengikis dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah lain secara berkesinambungan. Fenomena transport sedimen tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk morfologi pantai. Pantai mempunyai pertahanan alami dari serangan arus dan gelombang dimana bentuknya akan terus-menerus menyesuaikan sehingga dapat meminimalkan energi gelombang yang menerpanya. Sistem pertahanan alami ini dapat berupa karang penghalang, atol, sand dune, longshore bar, kemiringan dasar pantai dan vegetasi yang hidup di pantai (bakau, api-api dan sebagainya) (Ramadhani, 2013).
            Data angin yang ada diolah dengan metode matematik menghasilkan windrose, fetch dan dengan menggunakan metode Sverdrup-Munk- Bretschneider (SMB) didapatkan nilai gelombang signifikan, selanjutnya menggunakan statistik  yang dikembangkan oleh University of Maine bekerjasama dengan U.S. Army Corps of Engineers, Waterways Expriment Station. Model gelombang adalah model finit elemen yang dihubungkan dengan model SMS (Surface Water Modeling System) (Sarbidi, 2010).

            Angin dengan kecepatan besar yang terjadi di permukaan laut bisa membangkitkan fluktuasi muka air laut yang besar sepanjang pantai jika badai tersebut cukup kuat dan daerah pantai dangkal dan luas. Penentuan elevasi muka air rencana selama terjadinya badai adalah sangat kompleks yang melibatkan interaksi antara angin dan air, perbedaan tekanan atmosfer selalu berkaitan dengan perubahan arah dan kecepatan angin; dan angin tersebut yang menyebabkan fluktuasi muka air laut (Vironita dkk., 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar