Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Senin, 17 Oktober 2016

Abrasi Pantai

*Diposting Oleh Sri Watina Br Tarigan [150302054]


Pantai merupakan daerah datar atau bisa bergelombang dengan perbedaanketinggian tidak lebih dari 200 meter, yang di-bentuk oleh endapan pantai dan sungai yang bersifat lepas, dicirikan dengan ada-nya bagian yang kering (daratan) dan ba-sah (rawa). Pantai adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air laut pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas efektif dari gelombang. Garis pantai adalah garis per-temuan antara air laut dengan daratan yang kedudukannya berubah-ubah sesuai deng-an kedudukan pada saat pasang-surut, pengaruh gelombang dan arus laut (Opa, 2011).

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini di­sebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. Penyebab abrasi adalah naiknya permukaan air laut diselu­ruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupa­kan dampak dari pemanasan global yang sering terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan ber­motor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, se­hingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Akibat abrasi ber­bagi infrastruktur rusak dan ekosistem berubah (Ismai dkk., 2012).

Proses sedimentasi di sekitar muara-muara sungai, membentuk akrasi sepanjang pantai. Dampak dari sedimentasi tersebut mengakibatkan garis pantai yang semakin maju ke arah laut, menjadi tanah timbul yang tidak terkontrol. Selain itu muara sungai semakin dangkal sehingga di beberapa tempat pada waktu surut bahkan pasang tidak bisa di lalui kapal nelayan (Setiady dan Usman, 2008).

Menurut Opa (2011) faktor-faktor utama yang merupakan kontributor perubahan garis pantai adalah:
A.  Faktor Hidro-Oseanografi
1.    Gelombang
Gelombang yang terjadi di daerah gelombang pecah mengandung energi yang besar dan sangat berperan dalam pemben-tukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditampung dalam bentuk gosong pasir.

2.    Arus
Arus yang berfungsi sebagai media transpor sedimen dan sebagai agen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang ber-pengaruh terhadap proses sedimentasi/ abrasi di pantai.

3.    Pasang Surut
Perpindahan massa air laut dari satu lokasi menuju lokasi lain pada waktu pasut, menyebabkan timbulnya arus pasut. Biasa-nya arahnya kurang lebih bolak-balik, yaitu jika muka air bergerak naik maka arus mengalir masuk, sedangkan pada saat mu-ka air bergerak turun maka arus mengalir ke luar. Arus pasut ini berperan terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebarkan sedimen ke dekat pan-tai, sedangkan bila surut akan menyebab-kan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus pasut umumnya tidak terlalu kuat.

B. Faktor Anthropogenik
Proses anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat mengganggu kestabilan lingkungan pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai dapat dibedakan menjadi gangguan yang disengaja dan gangguan yang tidak disengaja. Gangguan yang disengaja bersifat protektif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya dengan memba-ngun jetti, groin, pemecah gelombang atau reklamasi pantai. Aktivitas manusia yang ti-dak disengaja menimbulkan gangguan ne-gatif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya pembabatan hutan bakau untuk dikonversi sebagai tambak.


Ismai, C. S., Hariyanto dan E. Suharini. 2012. Pengaruh Abrasi Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Tambak di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. V 1 (1) : 57-61. ISSN: 2252-6285.

Opa, E. T. 2011. Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa Tenggara. V 7 (3) : 109-114.

Setiady, D. dan E. Usman. 2008. Majunya Garis Pantai yang Diakibatkan oleh Proses Sedimentasi di Sepanjang Pantai Perairan Kabupaten Rembang. V 6 (3) : 146-153.


Setyandito, O. dan J. Tryanto. 2007. Analisa Erosi dan Perubahan Garis Pantai pada Pantai Pasir Buatan dan Sekitarnya di Takisung, Propinsi Kalimantan Selatan. V 7 (3) : 224 – 235.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar