Pantai
merupakan daerah datar atau bisa bergelombang dengan perbedaanketinggian tidak
lebih dari 200 meter, yang di-bentuk oleh endapan pantai dan sungai yang
bersifat lepas, dicirikan dengan ada-nya bagian yang kering (daratan) dan ba-sah
(rawa). Pantai adalah suatu daerah yang meluas dari titik terendah air laut
pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas efektif dari
gelombang. Garis pantai adalah garis per-temuan antara air laut dengan daratan
yang kedudukannya berubah-ubah sesuai deng-an kedudukan pada saat pasang-surut,
pengaruh gelombang dan arus laut (Opa, 2011).
Abrasi
merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut.
Gerusan ini terjadi karena permukaan
air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan
mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. Penyebab abrasi adalah
naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di
daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan
global yang sering terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik
maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang
panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan
tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan
bumi meningkat. Akibat abrasi berbagi infrastruktur rusak dan ekosistem
berubah (Ismai dkk., 2012).
Proses
sedimentasi di sekitar muara-muara sungai, membentuk akrasi sepanjang pantai.
Dampak dari sedimentasi tersebut mengakibatkan garis pantai yang semakin maju
ke arah laut, menjadi tanah timbul yang tidak terkontrol. Selain itu muara
sungai semakin dangkal sehingga di beberapa tempat pada waktu surut bahkan
pasang tidak bisa di lalui kapal nelayan (Setiady dan Usman, 2008).
Menurut
Opa (2011) faktor-faktor utama yang merupakan kontributor perubahan garis
pantai adalah:
A. Faktor Hidro-Oseanografi
1. Gelombang
Gelombang
yang terjadi di daerah gelombang pecah mengandung energi yang besar dan sangat
berperan dalam pemben-tukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya
pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditampung dalam bentuk gosong
pasir.
2. Arus
Arus
yang berfungsi sebagai media transpor sedimen dan sebagai agen pengerosi yaitu
arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang datang menuju
pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang ber-pengaruh
terhadap proses sedimentasi/ abrasi di pantai.
3. Pasang Surut
Perpindahan
massa air laut dari satu lokasi menuju lokasi lain pada waktu pasut,
menyebabkan timbulnya arus pasut. Biasa-nya arahnya kurang lebih bolak-balik,
yaitu jika muka air bergerak naik maka arus mengalir masuk, sedangkan pada saat
mu-ka air bergerak turun maka arus mengalir ke luar. Arus pasut ini berperan
terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai.
Pasang naik akan menyebarkan sedimen ke dekat pan-tai, sedangkan bila surut
akan menyebab-kan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus pasut umumnya
tidak terlalu kuat.
B.
Faktor Anthropogenik
Proses
anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Aktivitas manusia di pantai dapat mengganggu kestabilan lingkungan
pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai dapat dibedakan menjadi gangguan
yang disengaja dan gangguan yang tidak disengaja. Gangguan yang disengaja
bersifat protektif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya dengan
memba-ngun jetti, groin, pemecah gelombang atau reklamasi pantai. Aktivitas
manusia yang ti-dak disengaja menimbulkan gangguan ne-gatif terhadap garis
pantai dan lingkungan pantai, misalnya pembabatan hutan bakau untuk dikonversi
sebagai tambak.
Ismai, C. S., Hariyanto dan E.
Suharini. 2012. Pengaruh Abrasi
Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Tambak di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
V 1 (1) : 57-61. ISSN: 2252-6285.
Opa, E. T. 2011. Perubahan Garis Pantai Desa Bentenan Kecamatan Pusomaen, Minahasa
Tenggara. V 7 (3) : 109-114.
Setiady, D. dan E. Usman. 2008. Majunya Garis Pantai yang Diakibatkan
oleh Proses Sedimentasi di Sepanjang Pantai Perairan Kabupaten Rembang. V 6 (3)
: 146-153.
Setyandito, O. dan J. Tryanto. 2007. Analisa Erosi dan Perubahan Garis
Pantai pada Pantai Pasir Buatan dan Sekitarnya di Takisung, Propinsi Kalimantan
Selatan.
V 7 (3) : 224 – 235.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar