Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Senin, 17 Oktober 2016

El Nino dan La Nina

*Diposting oleh Tri Pardiana Setiani [150302010]

Tidak semua tahu tentang El-Nino dan La-nina. Beberapa tahun belakangan ini masyarakat Indonesia sering dibuat bingung dengan perubahan iklim dan cuaca yang membingungkan. Disatu sisi pada saat musim kemarau berlangsung sangat lama dan disisi lain pada saat musim penghujan berlangsung sangat pendek, dan begitu juga sebaliknya. Sebenarnya musim penghujan mulai pada bulan Oktober sampai bulan Maret dan musim kemarau dimulai pada bulan April sampai September. Tetapi pada kenyataannya tidak terjadi pada bulan-bulan itu, bahkan pada tahun 2009 musim penghujan banyak kota di Indonesia terjadi pada akhir bulan Desember, sebenarnya fenomena alam apa yang terjadi di negara kita ini? Banyak ahli cuaca dan iklim menyebutkan bahwa peristiwa ini disebut dengan El-Nino dan La-Nina. El-Nino dan La-Nina merupakan gejala alam yang menunjukkan perubahan iklim dan cuaca. El-Nino danLa-Nina mempunyai dampak positif dan mempunyai dampak negatif. Salah satu dampak positifnya adalah bagi sektor perikanan dan salah satu dampak negatifnya adalah menyebabkan kekeringan yang luar biasa, atau menyebabkan musim kemarau yang sangat luar biasa atau menyebabkan musim kemarau yang sangat panjang.

Sejarah terjadinya EL-NINO dan LA-NINA
Menurut sejarahnya El-nino dan La-nina adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau para nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di sekitar Pantai Samudra Pasifikbagian Timur menjelang hari Raya Natal (Bulan Desember). Pemberian nama El-nino dan La-nina disebabkan karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
Proses terjadinya El-Nino dan La-Nina
Pada bulan Desember, posisi matahari berada dititik balik selatan bumi, sehingga daerah lintang selatan mengalami musim panas. Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humbolt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di Pasifik Tengah dan Timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konveksi ( awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat ).
Sedangkan dibagian Pasifik Barat tekanan udaranya tinggi yaitu Indonesia ( yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin passat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin musoon yang lebih kuat dari pada daratan Asia ) , menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari Pasifik Barat bergerak ke Pasifik Tengah dan Timur . Hal ini juga yang menyebabkan awan koveksi ( awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat ) di atas Indonesia bergeser ke Pasifik Tengah dan Timur.
Dampak terjadinya El-Nino dan La-Nina bagi terhadap lingkungan :
a)    Badai Angin Topan
             El-Nino dan La-Nina mampu merangsang terjadinya peningkatan sekaligus penurunan frekuensi badai diwilayah tertentu, seperti di Kepulauan Pasifik dan negara-negara Asia Timur beberapa tahun terakhir. Seperti yang terjadi pada tahun 1997 ketika badai menghantam Jepang dan Vietnam Selatan, namun tidak terjadi apapun yang berarti di wilayah Filiphina. Di perairan Mikronesia, El-Nino sangat tidak diharapkan, karena kekuatannya bertambah tiga kali lipat.
b)   Produksi pangan diAsia
             Beberapa negara-negara diAsia Tenggara merupakan negara yang sangat dikhawatirkan atas ulah El-Nino dan La-Nina, karena selain berdampak pada ekonomi kelautan juga pada pertanian dan kehutanan mereka yang mengalami kekeringan. Hehadiran El-nino dan La-Nina banyak dirasakan terutama oleh petani tebu, kedelai,dan kelapa sawit. Bahkan jika berlangsung lama akan menyebabkan krisis ekonomi global. Namun ironis, di semenanjung Korea El-Nino dan La-Nina menyebabkan turunnya hujan di musim panas, tetapi mampu menyebabkan Korea Utara mengalami kekeringan hebat.
c)    Kekeringan tersebar dari Australia hingga India
            Di India, El-Nino dan La-Nina dijadikan kambing hitam atas terlambatnya perubahan angin musim dan kekeringan yang terjadi. Sementara peramal cuaca di Australia, menyatakan kemungkinan musim panas kali ini akan menyebabkan kebakaran liar yang hebat. Bahkan di Indonesia El-Nino dan La-Nina mampu mengeringkan pertanian beberapa wilayah, termasuk di negara tetangganya Timor Timur.
d)   Kematian hewan liar
            Di pantai lepas Peru, ditemukan hampir 900 lumba-lumba dan 5000 biring pelikan yang bergelimpangan di atas pantai. Menurut sebuah laporan diduga kematian hewan-hewan tersebut diakibatkan oleh peningkatan suhu perairan yang dipicu oleh kehadiran El-Nino dan La-Nina. Perairan Pasifik yang hangat bahkan menyebabkan alga yang tumbuh subur di atas permukaan perairan dan menyebabkan pasokan oksigen ke dalam air berkurang dan membuat lumba-lumba mengalami sesak nafas. Sementara burung pelikan yang menggantungkan kehidupannya pada ikan teri,vharus menderita kelaparan akibat ikan teri itu berenang di perairan yang dalam untuk menjaga suhu tubuh mereka yang tetap dingin. Dan jika badai El-Nino dan La-Nina berlangsung lama tidak menutupi kemungkinan akan mengganggu elemen ekosistem lainnya.
e)    Krisis pangan
              Badai El-Nino biasanya menjadikan iklim menjadi lebih panas dan kering di wilayah Sahel,Afrika,dan menjadikannya sebagai negara yang mengalami krisis pangan terhebat pada tahun 2012. Cuaca ekstrim inipun berdampak hebat bagi negara-negara tetangganya seperti: Meuritania, Mli, Chad dan Nigeria. Bahkan mereka berusaha keras agar tidak mengalami krisis pangan itu.
Berdampak pada alam :
Seperti pada saat terjadi El Nino di satu sisi dapat mengakibatkan meningkatnya suhu dan salinitas air laut yang dapat membahayakan padang lamun (sea grass) dan terumbu karang (coral reef) sebagai habitat dari berbagai jenis ikan.
Padang lamun dan terumbu karang memiliki fungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan. Padang lamun dan terumbu karang bila terkena sinar matahari berlebihan pertumbuhannya akan terganggu, rusak dan mati. Padang lamun dapat hidup dengan suhu optimum sekitar 28-30°C, kedalaman 0-22 m dan salinitas 25-35 ppt. Padang lamun memiliki nilai prodiktivitas yang tinggi yang bermanfaat bagi komunitas yang hidup di habitat tersebut. Ikan-ikan yang menghuni padang lamun, di antaranya: ikan-ikan parrot (Scarus dan Sparisoma), ikan surgeon (Acanthurus), ikan-ikanballyhoo (Hemiramphus brasiliensis), ikan rudder (Kyphosus sectatrix), ikan trigger (Melichthys radula), dugong (Trichechus manatus), juvenile ikan, mollusca, echinoidea, dan crustacea. Sedangkan terumbu karang dapat tumbuh pada suhu 25-29°C, kedalaman 0-50 m dan salinitas 34-36 ppt. Pada saat El Nino, terjadi peningkatan pemutihan (bleaching) pada karang yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya ikan-ikan yang biasa hidup bergantung pada terumbu karang, begitu juga dengan padang lamun. Karena suhu yang semakin panas dan berkurangnya habitat, maka ikan-ikan akan melakukan migrasi ke tempat yang lebih dingin. El Nino juga mengakibatkan penurunan populasi ikan di Laut Pasifik, khususnya jenis pelagis seperti ikan sardine (Sardinops sagax), anchoveta (Engaulis ringens),ikan mackerel (Tranchurus murphyidan Scomber japonicuperuanus) berkurang karena sedikitnya makanan yang tersedia. Hal ini semua dapat mengakibatkan berkurangnya hasil perikanan tangkap.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Sudaryatno, M. Yahya, N. Kamarudin, Widada Sulistya, Yuli M. Musonef, 2003. “El Nino, La Nina dan Penyimpangan Musim di Jawa Tengah dalam Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 4 No. 3 Juli-September 2003”, Badan Meteorologi dan Geofisika: Jakarta.
Bayong Tjasyono HK,  “Geosains”, Penerbit ITB: Bandung,2004.

Bayong Tjasyono HK dan Sri Woro B. Harijono, Meteorologi Indonesia 2. BadanMeteorologi dan Geofisika”, Jakarta,2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar