*Diposting oleh Oktapiana Napitupulu [150302030]
Indonesia mempunyai garis pantai dengan panjang 80.791 km dan merupakan kawasan dengan penduduk mayoritas bermukim di pesisir pantai. Di daerah pesisir pantai ini pula tempat kegiatan ekonomi yang strategis berkembang, terlihat dari banyaknya prasarana kota, pelayanan jasa, perikanan serta kegiatan industri. Arah angin di perairan Laut Jawa saat Musim Barat (MB) datang dari barat–barat laut, saat Musim Peralihan Satu (MPI) datang dari timur laut dan saat Musim Timur (MT) datang dari timur–tenggara. Kekuatan angin dan gelombang pada MB dan MT di perairan Laut Jawa akan menghasilkan lapisan turbulen atau lapisan tercampur (mixed layer). Kondisi arus secara umum akan homogen tergantung kepada kondisi batimetri dan morfologi garis pantai Wyrtki (Baharuddin dkk., 2009).
Laut menyediakan sumber energi alternatif dan terbarukan yang melimpah seperti gelombang dan arus laut. Pemanfaatan kedua energi ini telah mulai dikembangkan di luar negeri dan di Indonesia. Perkembangan penelitian pemanfaatan energi gelombang dan arus laut pada akhirnya
memberikan potensi untuk dapat diteliti dan diterapkan dalam pengembangan kapal ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan. Sebagai salah satu contoh, seorang professor Jepang telah mengembangkan kapal katamaran Suntory Mermaid II dengan tenaga penggerak mekanis berupa hydrofoil (Hidayat dkk., 2012).
Gambar 1. Suntory Mermaid II
Sumber : Hidayat, S., Sarwono., R. Hantaro. Studi Eksperimental Pengaruh Gaya Gelombang Laut Terhadap Pembangkitan Gaya Thrust Hydrofoil Seri Naca 0012 Dan Naca 0018. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Pantai adalah suatu zona yang dinamik karena merupakan zona persinggungan dan interaksi antar lautan, daratan, dan udara. Zona pantai senantiasa memiliki proses penyesuaian yang terus menerus menuju keseimbangan alami terhadap dampak dari pengaruh eksternal dan internal, baik yang bersifat alami maupun non alami. Faktor alami seperti gelombang, arus, aksi angin, input dari sungai, kondisi tumbuhan pantai serta aktifitas tektonik maupun vulkanik. Faktor non alami seperti kegiatan campur tangan manusia/buatan dalam hal ini, adalah pemanfaatan kawasan pantai sebagai suatu kawasan seperti perikanan, industri, pelabuhan, pariwisata, pertanian/kehutanan, pertambangan dan pemukiman (Darmiati, 2013).
Pantai adalah daerah pertemuan antara darat, laut dan udara dimana terjadi interaksi dinamis antara air, angin, dan material penyusun didalamnya. Hal ini menyebabkan pantai rentan terhadap perubahan, dimana perubahan tersebut dapat menjadi penyebab kerusakan pada daerah pesisir pantai. Kerusakan pantai dapat diakibatkan oleh gerakan angin, arus sehingga terjadi bangkitan gelombang dan dapat menyebab-kan terjadinya perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai umumnya disebabkan tidak saja oleh faktor alam tetapi juga akibat kegiatan manusia antara lain adalah kegiatan pembangunan pelabuhan, pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, perlindungan pantai, reklamasi pantai, dan kegiatan wisata pantai (Tawas dkk., 2013).
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air yang membentuk kurva sinusoidal. Gelombang laut adalah penjalaran energi yang membawa energi dari laut lepas ke tepi pantai. Adapaun pencetus gelombang laut dapat disebabkan oleh angin (gelombang angin), daya tarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang surut), gempa (vulkanik atau tektonik) didasar laut (gelombang tsunami) ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal. Namun ada juga istilah gelombang permukaan laut dan gelombang internal. Disebut gelombang permukaan karena gelombang terjadi di permukaan laut sedangkan gelombang internal adalah gelombang yang menjalar di dalam lautan.
Pada dasarnya profil gerakan osilasi partikel air berbeda-beda menurut kedalamannya. Pada perairan dalam gerakan partikel air berbentuk lingkaran. Sedangkan pada perairan dangkal gerakan patikel air berosilasi secara horizontal.
Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitan seperti angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
Gelombang yang sehari-hari terjadi dan diperhitungkan dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (pasut). Hal ini karena gelombang tersebut dapat membentuk dan merusak pantai serta berpengaruh pada bangunan-bangunan pantai.
Teori Gelombang Airy
Anggapan-anggapan yang digunakan untuk menurunkan persamaan gelombang adalah sebagai berikut :
1. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan, sehingga rapat massa ρ adalah konstan.
2. Tegangan permukaan diabaikan.
3. Gaya Coriolis diabaikan.
4. Tekanan pada permukaan air adalah seragam dan konstan.
5. Zat cair adalah ideal, sehingga berlaku aliran irrotational.
6. Dasar laut adalah horizontal, tetap dan impermeabel sehingga kecepatan vertikal di dasar adalah nol.
7. Amplitude gelombang kecil.
8. Gerak gelombang berbentuk silinder yang tegak lurus arah penjalaran gelombang sehingga adalah dua dimensi
Hindcasting Gelombang
Angin dapat menyebabkan terjadinya gelombang laut, oleh karena itu data angin bisa digunakan untuk memperkirakan tinggi dan arah gelombang di lokasi penelitian. Data angin diperlukan sebagai data masukan dalam peramalan gelombang sehingga diperoleh tinggi gelombang rencana. Data angin yang diperlukan adalah data angin setiap jam berikut informasi mengenai arahnya.
Sumber :
Hidayat, S., Sarwono., R. Hantaro. Studi Eksperimental Pengaruh Gaya Gelombang Laut Terhadap Pembangkitan Gaya Thrust Hydrofoil Seri Naca 0012 Dan Naca 0018. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Baharuddin., J. I. Pariwono., I. W. Nurjaya. 2009. Pola Transformasi Gelombang dengan Menggunakan Model RCPWave pada Pantai Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 1(1) : 60-71.
Hadikusumah. 2009. Karakteristik Gelombang dan Arus di Eretan Indramayu. Jurnal Sains. 13(2) : 163-172.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar